Diriwayatkan dari Said bin Jubair RA dari Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Kesembuhan
bisa diperoleh dengan tiga cara: minum madu, sayatan pisau bekam, dan
sundutan besi panas, dan aku melarang umatku (menggunakan) pengobatan
dengan besi panas” (HR. Al-Bukhari, dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah, Ahmad dan Al-Bazzar)
Segala puji bagi Allah SWT, yang dengan kehendak-Nya
Dia menurunkan penyakit dan juga obatnya. Shalawat dan salam kita
haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah mengajarkan kepada umatnya
segala sesuatu yang bermanfaat, baik dalam perkara agama maupun dunia
mereka, yang diantaranya adalah mengajarkan umatnya bagaimana cara
menjaga kesehatan ruhani dan jasmani serta cara pengobatan dari beragam
penyakit. Juga shalawat dan salam kita sampaikan kepada keluarga beliau,
sahabat-sahabatnya serta siapa saja yang berjalan di atas jalan mereka
hingga akhir zaman.
Dunia Pengobatan Umum
Dunia pengobatan semenjak dulu selalu berjalan
seiring dengan kehidupan manusia. Karena, sebagai makhluk hidup, manusia
amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun
berat. Keinginan untuk berlepas diri dari berbagai penyakit itulah yang
mendorong manusia berupaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai
dari mengkonsumsi berbagai jenis tumbuhan secara tunggal maupun yang
sudah terkontaminasi, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan penyakit
tertentu, atau sistem pemijatan, akupuntur, pembekaman hingga operasi
dan pembedahan.
Namun seiring dengan perkembangan peradaban manusia,
budaya konsumerisme dan materialisme menggiring manusia mengkonsumsi
berbagai jenis makanan yang dianggap praktis, lezat dan penuh variasi.
Sayangnya kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa produksi makanan
semacam itu seringkali terpaksa menggunakan berbagai jenis bahan kimia
berbahaya, seperti borax, formalin, Rhodamin B dan Metanil Yellow (bahan pewarna sintetis), antibiotik kloramfenikol,dietilpirokarbonat, dulsin, nitrofurazon dan
berbagai bahan kimia yang amat merusak kesehatan. Orang yang sudah
banyak mengkonsumsi berbagai jenis makanan berkomposisi kimia menjadi
sering terserang penyakit komplikasi yang beragam. Sehingga obat-obatan
yang diperlukan juga obat-obatan berkomposisi kimia berat.
Bukan rahasia lagi, pengobatan dengan bahan kimia
sintetis (pengobatan barat/modern) mungkin dapat mengobati suatu
penyakit, tetapi dapat juga menimbulkan penyakit bawaan yang lain
sebagai bentuk side effect buruk dari sifat bahan kimia. Satu
penyakit dapat disembuhkan tetapi dapat muncul penyakit lain. Jadilah
lingkaran setan yang tidak ada habisnya dalam dunia pengobatan modern.
Ternyata mahalnya obat kimia sintetis bukan jaminan kesembuhan.
Pengobatan Ilahiyah dan Misykat Nubuwah
Teknologi medis boleh saja merambati modernisasi dan shopisticasi yang
sulit diukur. Namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepat
beregenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah
SWT tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja.
Setiap kali penyakit muncul, pasti Allah SWT juga menciptakan obatnya.
Sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan penyembuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah).
Hanya saja ada manusia yang mengetahuinya dan ada
yang tidak mengetahuinya. Kenyataan lain yang harus disadari oleh
manusia, bahwa apabila Allah SWT secara tegas memberikan petunjuk
pengobatan, maka petunjuk pengobatan itu sudah pasti lebih bersifat pasti dan bernilai absolut.
Dan memang demikianlah kenyataannya. Islam yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW, bukan saja memberi petunjuk tentang perikehidupan dan
tata cara ibadah kepada Allah SWT secara khusus yang akan membawa
keselamatan dunia dan akhirat, tetapi juga memberikan banyak petunjuk
praktis dan formula umum yang dapat digunakan untuk menjaga keselamatan
lahir dan batin, termasuk yang berkaitan dengan terapi atau pengobatan.
Petunjuk praktis dan kaidah medis tersebut banyak
sekali didemonstrasikan oleh Rasulullah SAW dan diajarkan kepada para
sahabatnya. Bila kesemua formula dan kaidah praktis itu dipelajari
secara seksama, tidak syak lagi bahwa kaum Muslimin dapat
mengembangkannya menjadi sebuah sistem dan metode pengobatan yang tidak
ada duanya. Disitulah akan terlihat korelasi yang erat antara sistem
pengobatan Ilahi dengan sistem pengobatan manusia.
Karena Allah SWT telah menegaskan: “Telah diciptakan bagi kalian semua segala apa yang ada di muka bumi ini.” Ilmu pengobatan berikut segala media dan materinya, termasuk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat manusia.
Camkanlah! Islam adalah agama yang sempurna, yang
dibawa Rasulullah SAW bukan hanya kepada orang sehat tapi juga kepada
orang yang sakit, maka syariatnya juga disediakan.
Untuk itu seyogyanya kaum Muslimin menghidupkan
kembali kepercayaan terhadap berbagai jenis obat dan metode pengobatan
yang diajarkan Rasulullah SAW sebagai metode terbaik untuk mengatasi
berbagai macam penyakit.
Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan
tersebut hanya terasa khasiatnya bila disertai dengan sugesti dan
keyakinan. Karena-demikian dinyatakan Ibnul Qayyim-keyakinan adalah doa.
Bila pengobatan manusia mengenal istilahplacebo (semacam
penanaman sugesti lalu memberikan obat netral yang sebenarnya bukan obat
dari penyakit yang dideritanya), maka Islam mengenal istilah doa dan
keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai disertai doa
dan keyakinan, tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali
penyakit yang membawa kematian. Jabir RA membawakan hadits dari
Rasulullah SAW: “Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan izin Allah SWT.” (HR. Muslim)
Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih sarat dengan
beragam penyembuhan dan obat yang bermanfaat dengan izin Allah SWT.
Sehingga mestinya kita tidak terlebih dahulu berpaling dan
meninggalkannya untuk beralih kepada pengobatan kimiawi yang ada di masa
sekarang.
Karena itulah Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata: “Sungguh
para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan
bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan kimiawi. Ketika
memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih
memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan: ‘Setiap penyakit yang
bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan, janganlah
mencoba menolaknya dengan obat-obatan kimiawi’.”
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia
dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari
pengobatan dengan Al-Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.”
Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan
nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya dia
menjadikannya sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya
datang dari Allah SWT lewat lisan Rasul-Nya SAW. Sementara pengobatan
dengan obat-obatan kimiawi (pengobatan cara barat) kepastiannya tidak
seperti kepastian yang didapatkan denganthibbun nabawi.
Pengobatan yang diajarkan Nabi SAW diyakini kesembuhannya karena
bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi SAW
kebanyakannya dugaan atau dengan pengalaman / uji coba.
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu
penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan
tertentu, dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan
sakitnya. Seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Dzat yang
memberikan penyakit dan menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah SWT.
Seorang hamba hendaknya selalu bersandar kepada-Nya dalam segala
keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa memohon kepada-Nya agar
menghilangkan segala kemudharatan yang tengah menimpanya.
Bekam, Cara Pengobatan Terbaik
Dari Jabir RA, bahwa ada seorang wanita Yahudi dari
penduduk Khaibar memasukkan racun ke dalam daging domba yang dipanggang,
lalu menghadiahkannya kepada Rasulullah SAW. Beliau mengambil bagian
kaki dan memakan sebagian darinya. Beberapa orang sahabat yang
bersamanya juga ikut memakannya. Sebagian sahabat yang terlanjur
memakannya ada yang meninggal. Lalu Rasulullah SAW melakukan pengobatan
dengan hijamah di bagian pundaknya karena daging yang terlanjur beliau
makan. Yang mengobatinya adalah Abu Hindun, dengan menggunakan tulang
tanduk dan mata pisau.
Untuk pembinaan kesehatan rohani dan jasmani,
Rasulullah SAW mengajarkan berbagai teknik pengobatan atau terapi
sebagaimana terdapat dalam Shahih Bukhari dari Said Ibnu Jabir RA dari
Ibnu Abbas RA dari Nabi SAW, bahwa Rasululllah SAW bersabda: “Kesembuhan
itu ada dalam tiga hal, yaitu dalam minum madu, sayatan alat hijamah
atau sundutan api. Namun aku melarang umatku melakukan sundutan.”
Bahkan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam).” (Muttafaq ‘alaihi) Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah bekam (hijamah).” (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud) Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah al hijamah.” (HR. Ahmad, shahih)
Beberapa Hadits tentang Hijamah (Bekam)
Para malaikat menyampaikan wasiat tentang hijamah.
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah
menyampaikan sebuah hadits tentang malam dimana beliau diperjalankan
bahwa beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua
menyuruh Beliau SAW dengan mengatakan: “Perintahkanlah umatmu untuk berbekam“” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/20), hasan gharib). Pada malam aku di-isra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami’us Shaghir 2/731)
Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
aku berjalan melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan,
melainkan mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau
harus berbekam’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259)) Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
aku melewati satu dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat
mengatakan: ‘Hai Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena
sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam,
al-kist, dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Hukum Bekam
Imam Ghazali berpendapat, yang dinukilkan dalam kitab Tasyirul Fiqih lil Muslimil Mu’ashir oleh Dr. Yusuf Qardhawi: “Al
Hijamah adalah termasuk fardhu kifayah. Jika di suatu wilayah tidak ada
seorang yang mempelajarinya, maka semua penduduknya akan berdosa. Namun
jika ada salah seorang yang melaksanakannya serta memadai, maka
gugurlah kewajiban dari yang lain. Menurut saya, sebuah wilayah kadang
membutuhkan lebih dari seorang. Tapi yang terpenting adalah adanya
jumlah yang mencukupi dan memenuhi seukuran kebutuhan yang diperlukan.
Jika di sebuah wilayah tidak ada orang yang Muhtajib (ahli bekam), suatu
kehancuran siap menghadang dan mereka akan sengsara karena menempatkan
diri di ambang kehancuran. Sebab Dzat yang menurunkan penyakit juga
menurunkan obatnya, dan memerintahkan untuk menggunakannnya serta
menyediakan sarana untuk melaksanakannya, maka dengan meremehkannya
berarti sebuah kehancuran telah menghadang.”
Apa itu Bekam?
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara
mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam
tubuh melalui permukaan kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan
istilah ‘Oxidant Release Therapy’ atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ atau
istilah yang lebih populer adalah ‘detoksifikasi’. Cara ini lebih
efektif dibandingkan dengan cara pemberian obat antioksidan (obat
kimiawi) yang bertujuan untuk menetralkan oksidan di dalam tubuh
sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi jika efek obat antioksidan
sudah habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang kembali. Karena itu,
para dokter biasanya memberikan obat antioksidan secara kontinyu.
Untuk mengeluarkan oksidan dari dalam tubuh butuh
ketrampilan khusus. Caranya dengan penyedotan menggunakan alat khusus
yang sebelumnya didahului dengan pembedahan minor (sayatan khusus)
secara hati-hati di titik-titik tertentu secara tepat dalam tubuh. Jika
oksidan dapat dikeluarkan semua maka penyumbatan aliran darah ke
organ-organ tertentu dalam tubuh dapat diatasi, sehingga fungsi-fungsi
fisiologis tubuh kembali normal.
Penelitian Bekam
Pada saat ini di negeri-negeri barat (Eropa dan
Amerika) melalui penelitian ilmiah, serius dan terus-menerus
menyimpulkan fakta-fakta ilmiah bagaimana keajaiban bekam sehingga mampu
menyembuhkan berbagai penyakit secara lebih aman dan efektif
dibandingkan metode kedokteran modern. Sehingga bekam mereka terapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan bermuncullah Ahli Bekam serta Klinik
Bekam di kota-kota besar di Amerika dan Eropa.
Bahkan pada tahun-tahun terakhir ini pengobatan
dengan bekam telah dipelajari dalam kurikulum fakultas kedokteran di
Amerika, walaupun mereka tidak pernah mau mengakui bahwa bekam adalah
warisan Rasulullah SAW, dokter terbaik sepanjang zaman. Ironisnya,
sekarang ini orang Islam sendiri masih memandang sinis terhadap thibbun nabawi, padahal kita semua mengakui secara lisan bahwa Rasulullah SAW adalah uswatun khasanah. Semoga Allah SWT menyelamatkan aqidah kita!
Berdasarkan laporan umum penelitian tentang
pengobatan dengan metode bekam tahun 2001 M (300 kasus) dalam buku Ad
Dawa’ul-Ajib yang ditulis oleh ilmuwan Damaskus Muhammad Amin Syaikhu
didapat data sebagai berikut: 1) dalam kasus tekanan darah tinggi,
tekanan darah turun hingga mencapai batas normal, 2) dalam kasus tekanan
darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal, 3) kadar gula
darah turun pada pengidap kencing manis dalam 92,5 % kasus, 4) jumlah
asam urat di darah turun pada 83,68% kasus, 5) pada darah bekam yang
keluar, didapati bahwa eritrosit yang didalamnya berbentuk aneh, tidak
berfungsi normal, menganggu kinerja sel lain.
Renungan
Di tengah derasnya serbuan pengobatan modern dan
pengobatan alternatif dari dalam atau luar negeri kedalam lingkungan
kaum muslimin, tanpa jaminan kehalalan, memaksa kita menggunakan bahan
dan cara yang haram, bahkan dapat membawa kita kepada perbuatan syirik,
sangat mahal tapi tanpa jaminan kesembuhan secara sempurna, bahkan
mungkin menimbulkan komplikasi yang lebih berat, maka kembali kepada thibbun nabawi adalah
solusi yang tepat dan selamat. Keuntungan ganda akan kita peroleh,
yaitu kesehatan tubuh dan terselamatkannya aqidah umat Islam.
Bekam menjadi pilihan terbaik untuk berobat, karena
murah, aman, praktis dan sesuai sunnah Rasulullah SAW. Apabila bekam
dilakukan secara baik dan benar sesuai kaidah medis, maka akan
memberikan hasil yang luar biasa. Insya Allah!!!
ConversionConversion EmoticonEmoticon